Ketika dulu sobat mengenal komputer, mungkin sobat hanya mengetahui dua jenis VGA. Yaitu VGA Card add-on yang dibeli secara terpisah seperti Nvidia GeForce dan AMD Radeon (dulu ATI Radeon) dan VGA Card on-board. Keduanya jelas memiliki power performa yang berbeda. Dan sepertinya tak perlu saya jelaskan lagi perbedaannya.
Nah, sekitar tahun 2012 (kalau saya tidak salah), AMD memperkenalkan sebuah inovasi yang disebut APU (Accelerated Processing Unit). Yaitu teknologi yang menggabungkan CPU (Central Processing Unit) dan GPU (Graphics Processing Unit) dalam satu chip. Kami sudah membahas sedikit tentang teknologi AMD APU, dan sobat bisa membacanya disini.
AMD APU menurut pendapat saya pribadi, bisa dikatakan merupakan pelopor lahirnya IGP (Integrated Graphics Processing), dimana buat sobat yang mempunyai dana pas-pasan untuk merakit sebuah sistem PC, yang biasanya komponen yang paling memakan biaya adalah VGA Card Add-On, sobat bisa memilih APU yang menawarkan performa grafis yang tidak bisa dianggap remeh. AMD APU mampu menjalankan game-game casual kelas menengah tanpa sobat harus membeli VGA Add-On. Tentu saja game-game yang mampu dimainkan bukanlah game-game sekaliber kelas AAA, tetapi jika dibandingkan teknologi sebelumnya yang memakai VGA on-board, jelas APU mempunyai performa grafis lebih baik.
Sayangnya hingga sekarang masih banyak yang salah mengartikan atau lebih tepatnya salah memahai bahwa masih ada yang menganggap performa VGA integrated sama dengan VGA onboard. Dan ini yang menurut saya perlu dibahas.
Saya jelaskan terlebih dahulu tentand perbedaan diantara keduanya. Dulu, kenapa dinamakan VGA Onboard, itu karena chip VGA tersebut terletak di mainboard/motherboard. Nah, perbedaanya dengan VGA integrated adalah untuk VGA integrated chip VGA/GPU menyatu di dalam processor. Sebenarnya sistem dari keduanya hampir sama, dimana keduanya akan mengambil/memotong memori dari RAM untuk kebutuhan VRAM VGA onboard atau VGA integrated tersebut. Tetapi untuk power performanya jelas berbeda. Biar sobat paham dengan apa yang saya tulis, mending sobat tonton video dibawah ini dulu deh:
Dari video tersebut kita bisa tahu bahwa performa dari VGA integrated yang dalam APU AMD A10 tersebut bisa melebihi performa dari Nvidia GeForce GT710. Sampai pada bagian ini saja kita bisa tahu bahwa sebenarnya performa dari VGA integrated generasi sekarang, bisa menyamai atau bahkan melebihi performa dari VGA ADD-ON. Saya tekankan sekali lagi, VGA ADD-ON bukan VGA ON-BOARD.
Kenapa saya membahas ini? apakah lagi-lagi saya mempromosikan AMD? Tidak, tidak. Buka itu maksud saya. Karena IGP dari prosesor Intel generasi ke-6 (Skylake) pun juga saat ini tidak bisa dianggap remeh. Saya hanya ingin berbagi info dan sedikit dari apa yang saya tahu. Jika ada kesalahan dari apa yang saya tulis, mohon dengan sangat untuk sobat-sobat pembaca setia blog FC ini untuk menyampaikan koreksi/kritiknya di kolom komentar.
Semoga bermanfaat :)
Sekuel dari keluarga Zenfone akhirnya mendarat di Indonesia. Meskipun lagi-lagi penulis harus minta maaf karena mungkin kalian sudah membaca reviewnya di banyak situs, tetapi tetap saja tidak mengehentikan niat penulis untuk menyuguhkannya kepada pembaca setia FC. Urusan mau kalian baca atau kagak ya terserah sobat, kan ;)
Oke mari kita mulai
Desain
Desain dari Zenfone 3 sangat berbeda dari seri-seri Zenfone yang pernah ada. Banyak yang bilang jika dilihat dari depan, desain dari Zenfone 3 akan terlihat mirip dengan iPhone. Tetapi jika dilihat dari belakang, identik dengan seri Samsung Galaxy A-Series. Apapun itu, secara umum penulis lebih menyukai desain Zenfone 3 daripada seri-seri Zenfone yang pernah keluar.
Zenfone 3 menggunakan material metal. Jika dilihat dari belakang, akan tampak ciri khas dari Zenfone yang bisa sobat lihat sendiri seperti pada gambar. Kamera utama tampak menonjol. Akan terasa aneh saat ponsel diletakkan dalam posisi terlentang. Sobat tak perlu khawatir. Kamera belakang Zenfone 3 sudah dibekali pelindung untuk mencegah adanya goresan. Zenfone 3 menggunakan konsep unibody. Jadi sobat tidak akan bisa membuka casing belakang Zenfone 3. Untuk memasukkan SIM dan Micro SD, melalui sebelah kiri ponsel. Ponsel ini juga sudah menggunakan konektivitas USB 3.1 Type C yang ada di bagian bawah ponsel.
Spesifikasi
Zenfone 3 ZE520KL menggunakan dapur pacu SoC Snapdragon 625 Octa-Core. Penggunaan SoC Snapdragon akan membuat Zenfone 3 tidak sepanas Zenfone 2 yang menggunakan prosesor Intel. Bahkan di banyak review yang penulis baca, panas yang dihasilkan Zenfone 3 masih dalam tahap sangat wajar sama halnya smartphone-smartphone lain yang menggunakan Quallcom Snapdragon. Jadi, hilangkan mindset "panas" yang ada di kepala sobat saat mendengar Zenfone.
SoC Snapdragon 625 akan dibantu dengan RAM sebesar 3GB. Menurut pendapat penulis pribadi, penggunaan RAM 3 GB masih tergolong cukup untuk penggunaan di era sekarang. Hanya saja Zenfone 3 masih dibekali dengan aplikasi-aplikasi bawaan yang lumayan banyak, sehingga sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja ponsel. Sobat yang tidak membutuhkannya bisa langsung menghapusnya.
ZE520KL memiliki bentang layar 5,2" dengan resolusi Full HD. Layar Zenfone 3 juga sudah dilengkapi dengan Corning Gorilla Glass 3 yang membuatnya aman dari goresan-goresan kecil. Sistem operasi yang digunakan adalah Android 6.1 Marshmallow dengan UI khas Zenfone, ZenUI. Satu kelebihan dari ZenUI adalah begitu dalamnya kustomisasi yang disediakan oleh Asus. Sobat bisa mendownload ratusan tema lainnya jika merasa sudah bosan dengan tema yang ada. Dan kustomisasi tidak hanya terbatas pada backgroun atau tampilan, tetapi juga sampai pada bentuk ikon, dan lain sebagainya.
Kamera utama Zenfone 3 ZE520KL memiliki resolusi 16MP. Dan untuk kamera depannya memiliki resolusi 8MP. Asus menyematkan teknologi TriTech AutoFocus agar kamera bisa menangkap dan mengunci fokus dengan lebih cepat. Sayangnya penulis tak mempunyai kesempatan untuk mencoba kamera ZE520KL ini. Melalui berbagai review yang penulis baca, hasil dari kamera Zenfone 3 ini masih dibawah kamera-kamera smarphone kelas premium, seperti LG G4/G5 atau Samsung Galaxy S/Note Series. Well, itu bisa dimaklumi karena harga Zenfone 3 ZE520KL juga lebih terjangkau.
Kesimpulan
Secara umum, Zenfone 3 (ZE520KL) adalah produk yang cukup bagus di rentang harga 4 Jutaan. Memang masih ada beberapa kekurangan seperti paket penjualan yang ternyata Asus masih tergolong 'pelit', ataupun kualitas kamera yang seharusnya bisa lebih baik lagi. Tetapi secara umum Zenfone 3 (ZE520KL) patut sobat jadikan bahan pertimbangan.
Oke, mungkin ini sangat terlambat. Karena maaf , penulis baru mempunyai waktu untuk kembali menyapa sobat-sobat dengan tulisan-tulisan kami. Pertama, kami benar-benar minta maaf.
Langsung saja ke pokok pembahasan. Beberapa waktu lalu saat kami mendengar kabar bahwa Samsung melakukan recall terhadap produk yang seharusnya menjadi senjata mereka saat ini, Galaxy Note 7, jujur saat itu yang ada di fikiran kami adalah: "Itu adalah hal yang wajar". Ada sesuatu yang salah, dan Samsung segera melakukan recall untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Done! Masalah Selesai. Ya, awalnya kami kira sesimpel itu.
Tetapi saat hari beberapa hari ini kami membuka berbagai situs teknologi, kami sangat terkejut mendengar kabar bahwa Samsung menghentikan secara permanen produksi Galaxy Note 7. Kami tidak punya waktu membahas secara detail, tetapi sobat bisa membaca dari berbagai link dibawah ini:
Rest in Peace Galaxy Note 7 [DetikInet]
Tamatnya Note 7 Bisa Rugikan Samsung Rp 221 Triliun? [DetikInet]
Beban Teramat Berat Ditanggung Galaxy S8 [DetikInet]
Penjualan Dihentikan Samsung Himbau "Stop Gunakan Galaxy Note 7" [Jagat Gadget]
Dari deretan berita yang kami baca diatas, satu pertanyaan di benak kami dan mungkin juga di benak sobat, What the hell is happened, Samsung?
Jelas sekali bahwa kejadian ini bisa berdampak sangat panjang bagi Samsung. Kerugian? tidak, tidak. Samsung bisa dengan mudah menutupi kerugian yang diakibat Note 7 dari produk-produk lainnya. Tetapi reputasi. Berani bertaruh jika kelak Samsung meluncurkan Galaxy S8, satu pertanyaan sama yang ada di kepala orang-orang sebelum membeli S8 adalah: "Apakah produk ini aman?"
Jadi benar sekali apa yang dituliskan oleh DetikInet bahwa Galaxy S8 menanggung beban yang teramat sangat berat. Samsung jelas tak akan membiarkan hal yang sama terjadi pada Galaxy S8, tetapi adanya kejadian ini mungkin akan sedikit menahan orang untuk membeli S8 sampai mereka yakin bahwa kesalahan yang sama tidak akan terjadi pada S8.
So, dengan gagal totalnya Galaxy Note 7? kami akan mengulang pertanyaan kami, WHAT THE HELL IS HAPPENED, SAMSUNG?
Mungkin memang menjadi sifat natural manusia yang tidak pernah buas. Setelah kami dibuat takjub dengan performa yang ditawarkan GeForce GTX 1080, kali ini Nvidia justru 'membangkitkan' kembali Titan.
Bagi sobat yang sudah banting tulang untuk mendapatkan GeForce GTX 1080 dan sempat bangga bahwa sobat mempunyai VGA card tercepat yang mampu mengalahkan Titan, sepertinya sobat akan kecewa dengan kelahiran Titan X generasi Pascal langsung mengambil alih tahta raja VGA dan tanpa ragu lagi kami yakin bahwa Titan X Pascal adalah VGA card single paling cepat sampai saat ini.
Ya, Nvidia baru saja mengumumkan GeForce GTX Titan X yang hadir dengan basis arsitektur pascal. Sepeti yang kami kutip dari situs Jagat Review, GeForce GTX Titan X Pascal ini akan dibekali dengan chip GPU GP102 yang
dibuat melalui proses pabrikasi 16 nm seperti GPU Pascal lainnya dan
memiliki 12 Miliar transistor, lebih besar dari transistor pada GP104
yang berada di angka 7,2 Milyar.
GeForce GTX Titan akan berjalan pada base clock 1417 MHz dengan Boost Clock 1531 MHz. Namun GTX Titan X Pascal kali ini masih belum menggunakan tipe memori HBM2, tetapi menggunakan memory 12GB GDDR5X berkecepatan 10 Gbps dengan antar muka 384-bit.
Dengan TDP rate di angka 250 Watt, graphic card ini memerlukan sepasang
konektor daya PCI-E 8-pin dan 6-pin untuk dapat beroperasi. Menariknya,
TX Titan X Pascal didaulat dapat menghasilkan tenaga hingga 11 TFLOPS,
yang artinya akan menjadikan graphic card ini sebagai graphic card
tunggal tercepat. NVIDIA mengklaim Titan X Pascal ini adalah GPU
terbesar yang pernah dibuat dan performanya 60 persen lebih cepat dari
Titan X generasi sebelumnya dan 3x lebih cepat ketimbang GTX Titan.
Kami tak tahu lagi harus berkomentar bagaimana. Yang jelas, sobat harus menyiapkan dana sekitar Rp 20 Jutaan jika sobat berniat memboyong GeForce GTX Titan X ini. Dan tidak hanya itu, sobat juga harus mempunyai sebuah sistem yang mampu mengimbangi buasnya performa Titan X ini.
Nividia Umumkan Kehadiran GeForce GTX Titan X Pascal!
Posted by FakhriComputindo on Saturday, July 23, 2016
Tanggal 29 Juni kemarin, AMD secara resmi meluncurkan VGA card terbarunya yang berbasis arsitektur Polaris ke pasaran. Ya, kami sedang membicarakan hype yang tengah terjadi saat ini khususnya di kalangan gamers. Kehadiran AMD Radeon RX 480 disebut-sebut sebagai THE BEST VALUE setidaknya hingga sampai saat ini. Dimana performa dari RX 480 akan head-to-head dengan GeForce GTX970 yg jelas harganya lebih mahal, tapi dalam beberapa kesempatan si RX 480 ini mampu mengungguli GTX 970.
Ulasan kami kali ini kami ambil dari Review dan Play Test lagi-lagi dari situs Jagat Review. Dan kami harus berterimakasih untuk itu karena jujur, kami nyaris mustahil untuk menjajal RX 480 secara langsung. Oke langsung ke topik utama...
Kami menampilkan hasil benchmark menggunakan aplikasi 3D Mark dan Unigine Heaven yang dilakukan oleh tim Jagat Review. Dan saat melakukan pengujian, tim Jagat Review menggunakan spesifikasi PC sebagai berikut:
Proceessor: Intel Core i7-5960X @4.0 GHz 1,25vMotherboard: Gigabyte X99 SOC-Force
VGA Card: AMD Radeon RX 480 8GB GDDR5/ AMD Radeon R9 300/ Nvidia GeForce GTX 10 Series/ GTX900/GTX 700
RAM: 4x4 Kingston Fury DDR4 (@2133MHz)
Storage 2x Kinsgton HyperX Fury 240GB
PSU: Corsair AX1200
CPU Cooler: Corsair H100
Display: ASUS Monitor 4K @3480 x 2160 pixels
Input: Generic Keyboard and Mouse
OS: Windows 10 Pro
Driver:
Crimson: 16.3 I 16.3.1| 16.6.2
Forceware: 368,39 WHQL
Berikut adalah spesifikasi dari RX 480 dibandingkan dengan R9 380X, R9 380, dan R9 390X
Hasil Benchmark
3D Mark Fire Strike
3D Mark Fire Strike Extreme
Unigine Heaven
Gaming Test
Battlefield 4
The Division
FarCry 4
The Witcher 3
Konsumsi Daya
Untuk pasokan daya, AMD Radeon RX 480 cukup menjanjikan.
Performance/Watt yang ditawarkan graphic card ini jelas JAUH lebih baik
ketimbang para pendahulunya, seperti R9 390X. Meski demikian, kartu
grafis Nvidia yang berbasis proses 28nm yakni GTX 970 dan GTX 980
memiliki konsumsi daya serupa. AMD sudah memperbaiki konsumsi daya
mereka dengan FinFET 14nm, namun kami berharap efisiensi daya di 14nm
bisa ditingkatkan lebih jauh lagi di generasi-generasi berikutnya.
Kesimpulan
"THE NEW BEST VALUE". Betapa dengan harga sekitar $329 (untuk versi 8GB) sobat sudah bisa mendapatkan kartu grafis dengan performa setara dengan GTX 970, yang jelas mempunyai harga lebih mahal. Banyak situs review yang menyebutkan bahwa sampai saat ini, Tidak ada satu kartu grafis manapun di kelas harga $329 yang performanya menyamai Radeon RX 480. Hal lain yang cukup menggembirakan adalah bagaimana AMD mampu memperbaiki konsumsi daya VGA ini secara signifikan jika dibandingkan dengan VGA-VGA card AMD sebelumnya. Mengingat selama ini kartu grafis AMD dikenal dengan performanya yang tinggi, namun tinggi pula konsumsi dayanya, dengan apa yang ditawarkan oleh Radeon RX 480, membuat kami harus memberikan apresiasi kepada AMD. Jelas RX 480 bukanlah tandingan untuk GTX 1080, namun dengan konfigurasi Crossfire performa RX 480 setidaknya bisa mengimbangi dan bahkan pada beberapa kesempatan mampu mengungguli GTX 1080.
Pertama-tama, Segenap Team FC mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1437H, bagi sobat techno yang menjalankan. Oke-oke, kami tahu. Itu sudah sangat terlambat. But is that problems? Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kata-kata basi? Memang. Ya, harap dimaklumi team kami yang sok sibuk dengan urusan sendiri ini.
Kali ini kami akan membahas satu topik yang hari ini ramai diperbincangkan dan diperdebatkan. Tentang desakan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk memblokir YouTube dan Google karena dianggap banyak memberikan konten negatif. Bagi sobat yang ketinggalan beritanya karena saking semangatnya menyantap sahur, sobat bisa baca beritanya di link berikut ini
Konten negatif di internet memang bagai rumput. Dipangkas, nantinya tumbuh lagi. Diblokir 100 situs, 300 situs baru bermunculan. Selalu seperti itu. Tetapi pendapat salah satu anggota ICMI di berita tersebut sungguh benar-benar menguji ibadah puasa sobat. Dalam hal ini, emosi. Konten negatif di internet memang ada. Oke, bukan ada tetapi banyak. Masih belum terima? baiklah begitu bertebaran banyak sekali. Enggak efektif? terserah sobat saja lah :)
Tetapi bayangkan jika Google dan YouTube diblokir. Maksud kami benar-benar diblokir. Bayangkan jika satu waktu sobat sedang mengerjakan tugas kuliah/sekolah dan sobat hanya menemukannya di internet, dan ketika sobat membuka Google, justru yang keluar adalah tampilan seperti dibawah ini:
Kami yakin sobat akan benar-benar jengkel menghadapi kenyataan seperti itu. Kami memang bukanlah orang-orang alim yang tak pernah membuka situs negatif di internet, tetapi kami mendapatkan banyak ilmu yang sangat bermanfaat di internet.
Hal ini bisa diibaratkan, jika sobat mempunyai ladang tanaman, dan salah satu tanaman itu terkena hama, akankah sobat membakar habis dan melenyapkan seisi ladang sobat tersebut? Sekarang lihatlah. Google dan Kementerian Informasi Indonesia sudah sedemikian keras berusaha memfilter konten-konten yang tersebar di YouTube maupun Google. Tetapi jika kreator konten-konten negatif tersebut tetap ada, konten-konten negatif akan selalu bermunculan
Sekarangm mungkin baiknya jangan saling menjudge dan saling menyalahkan. Sederhana saja. Jika Anda membuka konten negatif, yang sebenarnya harus Anda tanyakan adalah Anda sendiri bagaimana bisa membuka konten negatfi. Jika anak Anda yang membuka konten negatif, tanyakan kepada diri Anda bagaimana Anda mendidik Anda.
Kami bukannya setuju dengan adanya konten negatif, tetapi lebih kepada banyak informasi-informasi dan ilmu yang bisa didapatkan dari internet. Memblokir sama sekali bukan solusi. Selain memfilter, pendidikan moral dan pendidikan tentang internet sehat adalah hal-hal yang kami yakin lebih tepat untuk dilakukan. Jika sobat ada yang kurang sependapat,monggo kami tunggu pendapat sobat di kolom komentar :) Berdiskusi itu indah, kawan.
Jika Yang Kena 'Hama' Satu Tanaman, Bukan Berarti Satu Ladang Harus Dibumihanguskan
Posted by FakhriComputindo on Tuesday, June 7, 2016
Original Picture by Jagat Review |
Setelah beragam rumor berhamburan mengenai penerus GTX980, akhirnya hari ini Nvidia memperkenalkan VGA Card terbarunya. Sesuai rumor yang sebelumnya beredar, VGA card terbaru Nvidia ini dilabeli nama Geforce GTX 1080.
Original Picture by Jagat Review |
Original Picture by Jagat Review |
Seperti pada gambar diatas. Performa GTX 1080 lebih cepat daripada 2-way GTX 980 dan bahkan lebih cepat dari GTX Titan X.
Original Picture By Jagat Review |
Chip GPU pada GeForce GTX 1080 memiliki 2560 CUDA Cores dan beroperasi pada base clock 1607 MHz dan boost clock 1733 MHz. Chip GPU terhubung dengan memori GDDR5X melalui memory bus 256-bit dengan kapasitas 8192 MB pada kecepatan 10 GHz (efektif). Menariknya, GeForce GTX 1080 memiliki nilai graphics card power hanya sebesar 180 Watt dan dapat beroperasi normal dengan power supply
500 Watt. Suplai daya listrik didapatkan melalui satu konektor daya
PCIe 8-pin. GeForce GTX 1080 juga hadir dengan konektor display HDMI
2.0b, Display Port 1.4, dan DL-DVI dengan dukungan resolusi hingga
7680×4320 piksel dengan tingkat refresh rate sebesar 60 Hz.
Ada hal menarik saat NVIDIA mendemokan karya studio game EPIC dimana terliihat jika nilai maksimum boost clock GeForce GTX 1080 dapat mencapai angka 2114 MHz beserta memori yang bekerja pada clock speed
5508 MHz/11116 MHz (efektif). Menariknya terlihat jika saat bekerja
GeForce GTX 1080 memiliki temperatur kerja hanya sekitar 67 °C dengan
menggunakan sistem pendingin reference tipe air cooling.
Original Picture By Jagat Review |
Thanks to: Jagat Review
Original Picture By Jagat Review |
Nvidia Resmi Perkenalkan GeForce GTX1080 dan GTX1070
Posted by FakhriComputindo on Friday, May 6, 2016
WARNING!!! SPOILERS ALERT
Sebuah hype yang melebihi hype. Betapa sungguh Civil War jauh melampaui apa yang diekspetasikan. Civil War bahkan jauh melebihi apa yang semua orang antisipasi. Jika situs Jagat Review memberi penghargaan ini adalah film terbaik yang pernah Marvel buat, saya akan mengatakan Civil War lebih dari itu. Jika sobat belum menonton film ini, saya tekankan sekali lagi sobat tidak perlu spoilers untuk menonton film ini. Trust me. Sobat tidak akan menyesal menyisihkan uang dan waktu sobat untuk menonton film ini. Review ini akan berisi banyak bocoran/spoilers yang bisa mengurangi keseruan sobat menonton Civil War. Baca dengan resiko sobat sendiri ;)
Civil War versi film, sangat jauh berbeda dengan Civil War versi komik. Tetapi tetap ada beberapa point kesamaan. Beberapa diantaranya: Banyak korban tak bersalah akibat ledakan yang diakibatkan aksi The Avengers, Seorang ibu yang menyalahkan Tony Stark atas kematian anaknya akibat aksi The Avengers, korban dari anggota The Avengers itu sendiri (meskipun tidak sampai mati), dsb.Tidak ada musuh besar seperti Loki atau Ultron di film ini. Satu-satunya musuh adalah Crossbones yang kekuatannya sangat tidak sebanding dengan Avengers. Musuh The Avengers dalam film ini adalah anggota The Avengers itu sendiri. Dan itu semua dirancang dengan manis oleh satu orang saja. Adu domba? Ya, bisa dikatakan seperti itu.
Sosok yang mengadu domba hingga berhasil membuat The Avengers terbelah mengingatkan saya akan kehadiran Joker di film-film buatan DC. Sama liciknya. Sobat akan disuguhkan rangkaian macam pertempuran yang sangat sukses membuat sobat sejenak menahan nafas. Saya sependapat dengan review dari Jagat Review. Pernah melihat adegan dimana Thor dan Iron Man bertempur di film Avengers pertama? atau saat Hulkbuster melawan Hulk di film Avengers Age of Ultron? bagaimana rasanya? Cukup membuat jantung sobat berdegup kencang dan menahan nafas sejenak. Sekarang bayangkan sensasi itu dilipatgandakan hingga 10 kali lipat, dan sobat akan merasakannya sepanjang kurang lebih 2.5 jam durasi film. Sejauh ini, Civil War adalah film termegah, paling dramatis, dengan scene pertempuran paling gila, yang pernah Marvel buat.
Film ini juga berhasil menguras semua emosi sobat. Terutama bagi sobat yang mengikuti alur film MCU (Marvel Cinematic Universe). Marvel berhasil membuat saya bertanya-tanya "SIAPA YANG BENAR? CAPTAIN AMERICA ATAU TONY STARK?" Dan jujur hingga saya menulis tulisan ini saya masih bingung menentukannya. Semua kembali pada sudut pandang masing-masing penonton.
Dan cerita terbesarnya, Spider-Man. Ya. Menarik membahas tokoh superhero satu ini. Ini adalah film solo Captain America. Tetapi justru banyak yang menunggu aksi Spider-Man di film ini. Sebelumnya banyak yang meragukan Tom Holland bisa memerankan karakter Peter Parker sang Spider-Man. Dan dia menjawab semua kritik dan keraguan tersebut. Spider-Man tidak hanya 'numpang lewat', tetapi dia juga ikut bertempur membela kubu Tony Stark. Satu scene dimana yang membuat saya cukup terperanjat adalah saat Spider-Man bisa membuat seorang Captain America kewalahan menghadapinya dan saay si bocah 16 tahun ini bahkan mampu menahan dengan santai tinjuan dari lengan besi The Winter Soldier.
Dengan gaya humoris khas remaja labil aksi sang manusia laba-laba memang harus diacungi jempol. Selain Spider-Man, ada satu superhero baru lainnya yang layak diapresiasi. Black Panther. Cepat, lincah, dan mampu membuat tameng Captain America tergores dengan cakar Vibranium-nya. Dua karakter baru yang siap meramaikan jagat Marvel Cinematic Universe menuju perang besar Avengers: Infinity War.
Hal yang luar biasa dari film ini adalah kekuatan ceritanya. Jika di trailer sobat melihat sedikit cuplikan saat tim Iron Man dan Tim Cap akan bertarung, percayalah bahwa itu hanya sebagian kecil dari begitu banyaknya hal-hal gila di film ini. Sejujurnya saya tidak pernah se-bergairah ini dalam mereview film. Harus saya akui, sulit untuk menggambarkan betapa megahnya film ini. Kalian benar-benar harus menontonnya untuk membuktikannya. Kekuatan cerita yang epic, scene pertempuran terdahsyat, pertemanan, dan pertaruhan antara yang baik dan yang benar, semuanya ada di film ini. Dan jangan lupa, bukan Marvel namanya jika tidak menyelipkan humor-humor segar khas film MCU.
Lalu setelah film ini selesai, bagaimana nasib The Avengers? Saya tidak akan menjelaskannya secara gamblang, tetapi Civil War benar-benar mengubah tim Avengers. Kalian tidak perlu khawatir. Iron Man dan Captain America tetap berteman. Benar apa yang dikatakan sang sutradara. Civil War akan memiliki ending yang dramatis dan kontroversial.
Saya berusaha mencari titik lemah untuk dikritik dari film ini dan meneritakannya kepada sobat. Tetapi maaf kali ini saya tidak sanggup. Memang tidak ada yang sempurna, tetapi apa yang disuguhkan film ini membuat saya lupa dimana saja titik lemah dan kekurangan film ini. Bahkan Civil War tidak memberi kesempatan sobat untuk mengantuk ataupun bosan. So, you have to watch this movie. Trust me :)
Sebenarnya sangat terlambat jika saya membahas apa itu AMD APU sekarang. Tetapi karena masih banyaknya yang belum paham tentang apa itu APU? maka saya rasa pembahasan ini perlu. Beberapa waktu lalu saya memposting tentang Tips Memilih Notebook Gaming Low Budget. Di posting tersebut, saya kebanyakan merekomendasikan kepada sobat notebook-notebook dengan prosesor AMD. Kenapa? Untuk itulah saya menulis posting ini.
Selama ini kita sudah mengenal dengan CPU (Central Processing Unit) atau gampangya sebut saja itu prosesor, dan GPU (Graphics Processing Unit) atau gampangya sebut saja itu VGA. CPU, erat kaitanyya dengan pemrosesan data. Sedangkan GPU, bertugas untuk melibas tugas-tugas yang berhubungan dengan grafis seperti gaming, memutar video, desain grafis, dsb. Kemudian lahirlah APU (Accelerated Processing Unit) dan diperkenalkan oleh AMD. Teknologi APU membuat CPU dan GPU bisa bekerja sama dalam satu chip. Saya tidak akan membahas mengenai sejarah APU karena itu akan sangat menyita waktu saya yang sudah tersita untuk menulis postingan ini :)
Sebagai contoh kecil. Saya menggunakan notebook dengan prosesor AMD-E300, dengan clock speed maximal 1.30GHz. Nah, didalam AMD E-300 ini sudah tersemat IGP (Integrated Processing Unit) AMD Radeon HD6310 dengan VRAM 384MB. Pertanyaan selanjutnya, apakah VRAM tersebut berdiri semdiri seperti VGA discrete atau mengambil RAM seperti VGA onboard? VRAM sebesar 384MB tersebut mengambil memori dari RAM. Itu artinya RAM saya terpotong 384MB untuk VRAM Radeon HD6310. Berarti itu VGA onboard? secara teori IYA. VGA yang disematkan dalam APU termasuk VGA onboard. Berarti performanya sama aja dong dengan Intel HD Graphics? untuk pertanyaan tersebut saya akan menjawab TIDAK.
Prosesor AMD-E300 notebook saya secara teori seharusnya sama sekali tidak mampu untuk menjalankan PES 2013. Saya bilang MENJALANKAN. Bukan MEMAINKAN. Tapi pada kenyataannya saya masih bisa memainkan PES 2013 di settingan Low reslosui tertinggi 1366x768 dengan lancar. Dan itu TANPA PATCH apapun. Sementara notebook teman saya yang menggunakan Intel Core i3 generasi Sandy Bridge, baru bisa memainkan PES 2013 setelah dipasang PATCH dan itu pun di resolusi 864x768 yang artinya tampilan game sulit untuk bisa dinikmati. Dari contoh kecil disini kita bisa melihat potensi performa VGA onboard pada AMD APU yang tidak bisa diremehkan.
Meskipun prosesor AMD APU sudah tertanam chip VGA onboard yang lumayan powerfull, tetapi terkadang beberapa vendor notebook tetap menyematkan VGA discrete tambahan. Dan kabar baiknya, IGP Radeon Graphics yang tertanam di AMD APU, bisa BERJALAN BERSAMAAN dengan VGA discrete Radeon Graphics. AMD menyebutnya dengan teknologi Dual Graphics. Apakah itu termasuk Crossfire? Dalam hal performa tentu saja tidak. Masih bingung? Berikut contohnya.
Saya memberikan contoh notebook Asus X550ZE. Notebook ini menggunanak prosesor AMD FX-7600P Quad Core yang sudah tertanam dengan IGP AMD Radeon R6 Graphics, RAM 4GB, dan VGA discrete AMD Radeon R5 M230 dengan VRAM 2GB. Artinya notebook ini mempunyai dua VGA. Radeon R6 dan Radeon R5-M230. Dan itu bisa terlihat dan terbukti ketika sobat mengecek di device manager disitu nanti akan ada dua chip VGA yang terdeteksi. Nah, dengan dua VGA ini, sobat bisa menjalankannya sesuai kebutuhan sobat. Misal jika sobat hanya melakukan kegiatan mengetik, mendegarkan musik, dsb sobat bisa menggunakan Radeon R6. Tetapi jika sobat sedang melakukan aktifitas gaming, menggambar di Corel Draw atau Illustrator, atapun memutar video HD, sobat bisa mengaktifkan AMD Radeon R5-M230. Tetapi jika sobat ingin agar Radeon R6 dan Radeon R5-M230 ini berjalan bersamaan, sobat bisa mengatifkannya dengan mengaktifkan fitur Dual Graphics. Semua settingan bisa sobat atur lewat AMD Catalyst Control Center. Namun perlu sobat ketahui, tidak semua game dan aplikasi mendukung penggunakan fitur dual graphics. Yang artinya jika game tersebut tidak mendukung fitur dual graphics, notebook hanya akan berjalan dengan salah satu VGA saja meskipun sobat sudah mengaktifkan konfigurasi dual graphics.
AMD APU sering dijadikan pilihan bagi mereka yang menginginkan performa grafis tinggi, tetapi memiliki kendala di masalah biaya. Dan teknologi performa dari teknologi APU ini memang tidak bisa diremehkan. Terbukti dari tiga konsol game teratas saat ini yaiut PlayStation 4, XBox One, dan Nintendo Wii U menggunakan teknologi AMD APU sebagai dapur pacu utama konsol mereka.
Itulah sedikit sharing dari saya mengenai teknologi AMD APU. Memang dari apa yang saya jelaskan ini belum seluruhnya membahas tentang teknologi APU. Tapi setidaknya sobat yang sebelumnya masih belum atau kurang memahami, bisa lebih memahami tentang APU. Jika ada kesalahan dari apa yang saya jelaskan disini, mohon kritik dan sarannya dari sobat tetap saya tunggu. Terimakasih dan Semoga bermanfaat :)
Unknown
May 01, 2016
New Google SEO
Bandung, IndonesiaSelama ini kita sudah mengenal dengan CPU (Central Processing Unit) atau gampangya sebut saja itu prosesor, dan GPU (Graphics Processing Unit) atau gampangya sebut saja itu VGA. CPU, erat kaitanyya dengan pemrosesan data. Sedangkan GPU, bertugas untuk melibas tugas-tugas yang berhubungan dengan grafis seperti gaming, memutar video, desain grafis, dsb. Kemudian lahirlah APU (Accelerated Processing Unit) dan diperkenalkan oleh AMD. Teknologi APU membuat CPU dan GPU bisa bekerja sama dalam satu chip. Saya tidak akan membahas mengenai sejarah APU karena itu akan sangat menyita waktu saya yang sudah tersita untuk menulis postingan ini :)
Sebagai contoh kecil. Saya menggunakan notebook dengan prosesor AMD-E300, dengan clock speed maximal 1.30GHz. Nah, didalam AMD E-300 ini sudah tersemat IGP (Integrated Processing Unit) AMD Radeon HD6310 dengan VRAM 384MB. Pertanyaan selanjutnya, apakah VRAM tersebut berdiri semdiri seperti VGA discrete atau mengambil RAM seperti VGA onboard? VRAM sebesar 384MB tersebut mengambil memori dari RAM. Itu artinya RAM saya terpotong 384MB untuk VRAM Radeon HD6310. Berarti itu VGA onboard? secara teori IYA. VGA yang disematkan dalam APU termasuk VGA onboard. Berarti performanya sama aja dong dengan Intel HD Graphics? untuk pertanyaan tersebut saya akan menjawab TIDAK.
Prosesor AMD-E300 notebook saya secara teori seharusnya sama sekali tidak mampu untuk menjalankan PES 2013. Saya bilang MENJALANKAN. Bukan MEMAINKAN. Tapi pada kenyataannya saya masih bisa memainkan PES 2013 di settingan Low reslosui tertinggi 1366x768 dengan lancar. Dan itu TANPA PATCH apapun. Sementara notebook teman saya yang menggunakan Intel Core i3 generasi Sandy Bridge, baru bisa memainkan PES 2013 setelah dipasang PATCH dan itu pun di resolusi 864x768 yang artinya tampilan game sulit untuk bisa dinikmati. Dari contoh kecil disini kita bisa melihat potensi performa VGA onboard pada AMD APU yang tidak bisa diremehkan.
Meskipun prosesor AMD APU sudah tertanam chip VGA onboard yang lumayan powerfull, tetapi terkadang beberapa vendor notebook tetap menyematkan VGA discrete tambahan. Dan kabar baiknya, IGP Radeon Graphics yang tertanam di AMD APU, bisa BERJALAN BERSAMAAN dengan VGA discrete Radeon Graphics. AMD menyebutnya dengan teknologi Dual Graphics. Apakah itu termasuk Crossfire? Dalam hal performa tentu saja tidak. Masih bingung? Berikut contohnya.
Saya memberikan contoh notebook Asus X550ZE. Notebook ini menggunanak prosesor AMD FX-7600P Quad Core yang sudah tertanam dengan IGP AMD Radeon R6 Graphics, RAM 4GB, dan VGA discrete AMD Radeon R5 M230 dengan VRAM 2GB. Artinya notebook ini mempunyai dua VGA. Radeon R6 dan Radeon R5-M230. Dan itu bisa terlihat dan terbukti ketika sobat mengecek di device manager disitu nanti akan ada dua chip VGA yang terdeteksi. Nah, dengan dua VGA ini, sobat bisa menjalankannya sesuai kebutuhan sobat. Misal jika sobat hanya melakukan kegiatan mengetik, mendegarkan musik, dsb sobat bisa menggunakan Radeon R6. Tetapi jika sobat sedang melakukan aktifitas gaming, menggambar di Corel Draw atau Illustrator, atapun memutar video HD, sobat bisa mengaktifkan AMD Radeon R5-M230. Tetapi jika sobat ingin agar Radeon R6 dan Radeon R5-M230 ini berjalan bersamaan, sobat bisa mengatifkannya dengan mengaktifkan fitur Dual Graphics. Semua settingan bisa sobat atur lewat AMD Catalyst Control Center. Namun perlu sobat ketahui, tidak semua game dan aplikasi mendukung penggunakan fitur dual graphics. Yang artinya jika game tersebut tidak mendukung fitur dual graphics, notebook hanya akan berjalan dengan salah satu VGA saja meskipun sobat sudah mengaktifkan konfigurasi dual graphics.
AMD APU sering dijadikan pilihan bagi mereka yang menginginkan performa grafis tinggi, tetapi memiliki kendala di masalah biaya. Dan teknologi performa dari teknologi APU ini memang tidak bisa diremehkan. Terbukti dari tiga konsol game teratas saat ini yaiut PlayStation 4, XBox One, dan Nintendo Wii U menggunakan teknologi AMD APU sebagai dapur pacu utama konsol mereka.
Itulah sedikit sharing dari saya mengenai teknologi AMD APU. Memang dari apa yang saya jelaskan ini belum seluruhnya membahas tentang teknologi APU. Tapi setidaknya sobat yang sebelumnya masih belum atau kurang memahami, bisa lebih memahami tentang APU. Jika ada kesalahan dari apa yang saya jelaskan disini, mohon kritik dan sarannya dari sobat tetap saya tunggu. Terimakasih dan Semoga bermanfaat :)
Itu pendapat mereka. Tapi tenang, saya tidak akan menjawab demikian jika sobat bertanya pertanyaan yang serupa kepada saya. Tentu notebook gaming disini adalah notebook yang masih nyaman untuk sekedar memainkan PES 2016 dan bukan sekelas AC Unity ataupun Rise of The Tomb Rider. Oke, mari langsung ke pembahasan.
Kami asumsikan sobat mempunyai dana sekitar maximal 5 Juta. Karena di kelas itulah memilih antara 'price vs performance' yang baik cukup menguras fikiran. Disini kami kebanyakan akan merekomendasikan notebook dengan prosesor AMD. Kenapa? Karena teknologi APU dari AMD akan sangat membantu sobat yang mengalami permasalahan ini. Apa itu APU? gampangnya APU mengkombinasikan CPU (Central Processing Unit) dan GPU (Graphics Processing Unit) dalam satu chip. Saya akan membahasnya di lain kesempatan (kalau ada waktu dan kalau inget :))
Rentang Harga 3-4 Jutaan
Di rentang harga ini, minimal sobat bisa memilih HP 14-G102AU. Notebook ini menggunakan APU AMD A4-5000 Series dengan IGP AMD Radeon HD8350. HP membenamkan RAM 2GB di G102AU tetapi sobat bisa menggantinya sampai maximal 8GB. Saya bilang mengganti, bukan menambah karena notebook ini hanya mempunyai satu slot RAM. Dengan harga sekitar Rp. 3,2 Juta sobat masih bisa menjalankan game PES 2013 settingan rata kanan atau mungkin PES 2016 settingan low.
Berikutnya ada HP 14-AF115AU. Notebook ini menggunakan prosesor AMD A6-5200 Quad Core dengan IGP AMD Radeon R4 Graphics. Notebook ini menggunakan RAM 2GB. Satu kelebihan dari notebook ini adalah sobat sudah langsung mendapatkan sistem operasi Windows 10 Original yang sudah preinstalled di harddisknya. Harga AF115AU ada di kisaran Rp. 3.8 Jutaan.
Next, sobat bisa memilih HP-14 AF118AU. Keunggulan dari notebook ini adalah notebook ini menggunakan prosesor AMD A8-7410 Quad Core dengan IGP AMD Radeon R5 Graphics. Notebook ini memiliki RAM sebesar 4GB. Saya sudah berkesempatan mencoba memainkan PES 2016 dengan notebook ini. PES 2016 bisa dijalankan dengan settingan Medium resolusi 1280x720. Tetapi jika sobat ingin memainkan PES 2016 dengan benar-benar lancar, sobat bisa menggunakan settingan Low resolusi 1366x768. Sobat bisa membaca review dari HP AF118AU disini. Harga AF118AU ada di kisaran Rp. 3,8 Jutaan. Pesaing serius AF118AU di harga segitu yaitu Lenovo G40-45 8BID. Spesifikasinya secara umum hampir sama. Bedanya G40-45 menggunakan prosesor AMD A8-6410 Quad Core. Masih setingkat dibawah A8-7410.
Rentang Harga 4-5 Jutaan
Satu-satunya notebook yang bisa saya rekomendasikan di rentang harga ini adalah Lenovo B40-80 0PID. Notebook ini menggunakan prosesor Intel Core i3-4030 yang berjalan dengan clock speed maximal 1.9 GHz. Untuk menunjang performa grafisnya notebook ini dibekali dengan VGA Discrete AMD Radeon R5-M330 dengan memory VGA 2GB. Spesifikasi tersebut masih ditemani dengan keberadaan RAM sebesar 2GB yang bisa diupgrade hingga 8GB. Dengan spesifikasi tersebut, sobat harusnya bisa memainkan game-game kelas menengah di settingan grafis tertinggi. Sobat bisa membaca review dari Lenovo B40-80 0PID disini.
Itulah saran terbaik yang bisa saya berikan untuk sobat. Memang masih banyak seri-seri notebook lain rentang harga sekian. Tetapi mengingat minimnya pengetahuan saya, saya hanya bisa merekomendasikan notebook-notebook tersebut. Jika sobat punya rekomendasi lain, monggo corat-coretnya saya tunggu di kolom komentar :)
Semoga bermanfaat.