Ketika dulu sobat mengenal komputer, mungkin sobat hanya mengetahui dua jenis VGA. Yaitu VGA Card add-on yang dibeli secara terpisah seperti Nvidia GeForce dan AMD Radeon (dulu ATI Radeon) dan VGA Card on-board. Keduanya jelas memiliki power performa yang berbeda. Dan sepertinya tak perlu saya jelaskan lagi perbedaannya.
Nah, sekitar tahun 2012 (kalau saya tidak salah), AMD memperkenalkan sebuah inovasi yang disebut APU (Accelerated Processing Unit). Yaitu teknologi yang menggabungkan CPU (Central Processing Unit) dan GPU (Graphics Processing Unit) dalam satu chip. Kami sudah membahas sedikit tentang teknologi AMD APU, dan sobat bisa membacanya disini.
AMD APU menurut pendapat saya pribadi, bisa dikatakan merupakan pelopor lahirnya IGP (Integrated Graphics Processing), dimana buat sobat yang mempunyai dana pas-pasan untuk merakit sebuah sistem PC, yang biasanya komponen yang paling memakan biaya adalah VGA Card Add-On, sobat bisa memilih APU yang menawarkan performa grafis yang tidak bisa dianggap remeh. AMD APU mampu menjalankan game-game casual kelas menengah tanpa sobat harus membeli VGA Add-On. Tentu saja game-game yang mampu dimainkan bukanlah game-game sekaliber kelas AAA, tetapi jika dibandingkan teknologi sebelumnya yang memakai VGA on-board, jelas APU mempunyai performa grafis lebih baik.
Sayangnya hingga sekarang masih banyak yang salah mengartikan atau lebih tepatnya salah memahai bahwa masih ada yang menganggap performa VGA integrated sama dengan VGA onboard. Dan ini yang menurut saya perlu dibahas.
Saya jelaskan terlebih dahulu tentand perbedaan diantara keduanya. Dulu, kenapa dinamakan VGA Onboard, itu karena chip VGA tersebut terletak di mainboard/motherboard. Nah, perbedaanya dengan VGA integrated adalah untuk VGA integrated chip VGA/GPU menyatu di dalam processor. Sebenarnya sistem dari keduanya hampir sama, dimana keduanya akan mengambil/memotong memori dari RAM untuk kebutuhan VRAM VGA onboard atau VGA integrated tersebut. Tetapi untuk power performanya jelas berbeda. Biar sobat paham dengan apa yang saya tulis, mending sobat tonton video dibawah ini dulu deh:
Dari video tersebut kita bisa tahu bahwa performa dari VGA integrated yang dalam APU AMD A10 tersebut bisa melebihi performa dari Nvidia GeForce GT710. Sampai pada bagian ini saja kita bisa tahu bahwa sebenarnya performa dari VGA integrated generasi sekarang, bisa menyamai atau bahkan melebihi performa dari VGA ADD-ON. Saya tekankan sekali lagi, VGA ADD-ON bukan VGA ON-BOARD.
Kenapa saya membahas ini? apakah lagi-lagi saya mempromosikan AMD? Tidak, tidak. Buka itu maksud saya. Karena IGP dari prosesor Intel generasi ke-6 (Skylake) pun juga saat ini tidak bisa dianggap remeh. Saya hanya ingin berbagi info dan sedikit dari apa yang saya tahu. Jika ada kesalahan dari apa yang saya tulis, mohon dengan sangat untuk sobat-sobat pembaca setia blog FC ini untuk menyampaikan koreksi/kritiknya di kolom komentar.
Semoga bermanfaat :)
Sekuel dari keluarga Zenfone akhirnya mendarat di Indonesia. Meskipun lagi-lagi penulis harus minta maaf karena mungkin kalian sudah membaca reviewnya di banyak situs, tetapi tetap saja tidak mengehentikan niat penulis untuk menyuguhkannya kepada pembaca setia FC. Urusan mau kalian baca atau kagak ya terserah sobat, kan ;)
Oke mari kita mulai
Desain
Desain dari Zenfone 3 sangat berbeda dari seri-seri Zenfone yang pernah ada. Banyak yang bilang jika dilihat dari depan, desain dari Zenfone 3 akan terlihat mirip dengan iPhone. Tetapi jika dilihat dari belakang, identik dengan seri Samsung Galaxy A-Series. Apapun itu, secara umum penulis lebih menyukai desain Zenfone 3 daripada seri-seri Zenfone yang pernah keluar.
Zenfone 3 menggunakan material metal. Jika dilihat dari belakang, akan tampak ciri khas dari Zenfone yang bisa sobat lihat sendiri seperti pada gambar. Kamera utama tampak menonjol. Akan terasa aneh saat ponsel diletakkan dalam posisi terlentang. Sobat tak perlu khawatir. Kamera belakang Zenfone 3 sudah dibekali pelindung untuk mencegah adanya goresan. Zenfone 3 menggunakan konsep unibody. Jadi sobat tidak akan bisa membuka casing belakang Zenfone 3. Untuk memasukkan SIM dan Micro SD, melalui sebelah kiri ponsel. Ponsel ini juga sudah menggunakan konektivitas USB 3.1 Type C yang ada di bagian bawah ponsel.
Spesifikasi
Zenfone 3 ZE520KL menggunakan dapur pacu SoC Snapdragon 625 Octa-Core. Penggunaan SoC Snapdragon akan membuat Zenfone 3 tidak sepanas Zenfone 2 yang menggunakan prosesor Intel. Bahkan di banyak review yang penulis baca, panas yang dihasilkan Zenfone 3 masih dalam tahap sangat wajar sama halnya smartphone-smartphone lain yang menggunakan Quallcom Snapdragon. Jadi, hilangkan mindset "panas" yang ada di kepala sobat saat mendengar Zenfone.
SoC Snapdragon 625 akan dibantu dengan RAM sebesar 3GB. Menurut pendapat penulis pribadi, penggunaan RAM 3 GB masih tergolong cukup untuk penggunaan di era sekarang. Hanya saja Zenfone 3 masih dibekali dengan aplikasi-aplikasi bawaan yang lumayan banyak, sehingga sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja ponsel. Sobat yang tidak membutuhkannya bisa langsung menghapusnya.
ZE520KL memiliki bentang layar 5,2" dengan resolusi Full HD. Layar Zenfone 3 juga sudah dilengkapi dengan Corning Gorilla Glass 3 yang membuatnya aman dari goresan-goresan kecil. Sistem operasi yang digunakan adalah Android 6.1 Marshmallow dengan UI khas Zenfone, ZenUI. Satu kelebihan dari ZenUI adalah begitu dalamnya kustomisasi yang disediakan oleh Asus. Sobat bisa mendownload ratusan tema lainnya jika merasa sudah bosan dengan tema yang ada. Dan kustomisasi tidak hanya terbatas pada backgroun atau tampilan, tetapi juga sampai pada bentuk ikon, dan lain sebagainya.
Kamera utama Zenfone 3 ZE520KL memiliki resolusi 16MP. Dan untuk kamera depannya memiliki resolusi 8MP. Asus menyematkan teknologi TriTech AutoFocus agar kamera bisa menangkap dan mengunci fokus dengan lebih cepat. Sayangnya penulis tak mempunyai kesempatan untuk mencoba kamera ZE520KL ini. Melalui berbagai review yang penulis baca, hasil dari kamera Zenfone 3 ini masih dibawah kamera-kamera smarphone kelas premium, seperti LG G4/G5 atau Samsung Galaxy S/Note Series. Well, itu bisa dimaklumi karena harga Zenfone 3 ZE520KL juga lebih terjangkau.
Kesimpulan
Secara umum, Zenfone 3 (ZE520KL) adalah produk yang cukup bagus di rentang harga 4 Jutaan. Memang masih ada beberapa kekurangan seperti paket penjualan yang ternyata Asus masih tergolong 'pelit', ataupun kualitas kamera yang seharusnya bisa lebih baik lagi. Tetapi secara umum Zenfone 3 (ZE520KL) patut sobat jadikan bahan pertimbangan.
Oke, mungkin ini sangat terlambat. Karena maaf , penulis baru mempunyai waktu untuk kembali menyapa sobat-sobat dengan tulisan-tulisan kami. Pertama, kami benar-benar minta maaf.
Langsung saja ke pokok pembahasan. Beberapa waktu lalu saat kami mendengar kabar bahwa Samsung melakukan recall terhadap produk yang seharusnya menjadi senjata mereka saat ini, Galaxy Note 7, jujur saat itu yang ada di fikiran kami adalah: "Itu adalah hal yang wajar". Ada sesuatu yang salah, dan Samsung segera melakukan recall untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Done! Masalah Selesai. Ya, awalnya kami kira sesimpel itu.
Tetapi saat hari beberapa hari ini kami membuka berbagai situs teknologi, kami sangat terkejut mendengar kabar bahwa Samsung menghentikan secara permanen produksi Galaxy Note 7. Kami tidak punya waktu membahas secara detail, tetapi sobat bisa membaca dari berbagai link dibawah ini:
Rest in Peace Galaxy Note 7 [DetikInet]
Tamatnya Note 7 Bisa Rugikan Samsung Rp 221 Triliun? [DetikInet]
Beban Teramat Berat Ditanggung Galaxy S8 [DetikInet]
Penjualan Dihentikan Samsung Himbau "Stop Gunakan Galaxy Note 7" [Jagat Gadget]
Dari deretan berita yang kami baca diatas, satu pertanyaan di benak kami dan mungkin juga di benak sobat, What the hell is happened, Samsung?
Jelas sekali bahwa kejadian ini bisa berdampak sangat panjang bagi Samsung. Kerugian? tidak, tidak. Samsung bisa dengan mudah menutupi kerugian yang diakibat Note 7 dari produk-produk lainnya. Tetapi reputasi. Berani bertaruh jika kelak Samsung meluncurkan Galaxy S8, satu pertanyaan sama yang ada di kepala orang-orang sebelum membeli S8 adalah: "Apakah produk ini aman?"
Jadi benar sekali apa yang dituliskan oleh DetikInet bahwa Galaxy S8 menanggung beban yang teramat sangat berat. Samsung jelas tak akan membiarkan hal yang sama terjadi pada Galaxy S8, tetapi adanya kejadian ini mungkin akan sedikit menahan orang untuk membeli S8 sampai mereka yakin bahwa kesalahan yang sama tidak akan terjadi pada S8.
So, dengan gagal totalnya Galaxy Note 7? kami akan mengulang pertanyaan kami, WHAT THE HELL IS HAPPENED, SAMSUNG?