Pertama-tama, Segenap Team FC mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1437H, bagi sobat techno yang menjalankan. Oke-oke, kami tahu. Itu sudah sangat terlambat. But is that problems? Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kata-kata basi? Memang. Ya, harap dimaklumi team kami yang sok sibuk dengan urusan sendiri ini.
Kali ini kami akan membahas satu topik yang hari ini ramai diperbincangkan dan diperdebatkan. Tentang desakan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk memblokir YouTube dan Google karena dianggap banyak memberikan konten negatif. Bagi sobat yang ketinggalan beritanya karena saking semangatnya menyantap sahur, sobat bisa baca beritanya di link berikut ini
Konten negatif di internet memang bagai rumput. Dipangkas, nantinya tumbuh lagi. Diblokir 100 situs, 300 situs baru bermunculan. Selalu seperti itu. Tetapi pendapat salah satu anggota ICMI di berita tersebut sungguh benar-benar menguji ibadah puasa sobat. Dalam hal ini, emosi. Konten negatif di internet memang ada. Oke, bukan ada tetapi banyak. Masih belum terima? baiklah begitu bertebaran banyak sekali. Enggak efektif? terserah sobat saja lah :)
Tetapi bayangkan jika Google dan YouTube diblokir. Maksud kami benar-benar diblokir. Bayangkan jika satu waktu sobat sedang mengerjakan tugas kuliah/sekolah dan sobat hanya menemukannya di internet, dan ketika sobat membuka Google, justru yang keluar adalah tampilan seperti dibawah ini:
Kami yakin sobat akan benar-benar jengkel menghadapi kenyataan seperti itu. Kami memang bukanlah orang-orang alim yang tak pernah membuka situs negatif di internet, tetapi kami mendapatkan banyak ilmu yang sangat bermanfaat di internet.
Hal ini bisa diibaratkan, jika sobat mempunyai ladang tanaman, dan salah satu tanaman itu terkena hama, akankah sobat membakar habis dan melenyapkan seisi ladang sobat tersebut? Sekarang lihatlah. Google dan Kementerian Informasi Indonesia sudah sedemikian keras berusaha memfilter konten-konten yang tersebar di YouTube maupun Google. Tetapi jika kreator konten-konten negatif tersebut tetap ada, konten-konten negatif akan selalu bermunculan
Sekarangm mungkin baiknya jangan saling menjudge dan saling menyalahkan. Sederhana saja. Jika Anda membuka konten negatif, yang sebenarnya harus Anda tanyakan adalah Anda sendiri bagaimana bisa membuka konten negatfi. Jika anak Anda yang membuka konten negatif, tanyakan kepada diri Anda bagaimana Anda mendidik Anda.
Kami bukannya setuju dengan adanya konten negatif, tetapi lebih kepada banyak informasi-informasi dan ilmu yang bisa didapatkan dari internet. Memblokir sama sekali bukan solusi. Selain memfilter, pendidikan moral dan pendidikan tentang internet sehat adalah hal-hal yang kami yakin lebih tepat untuk dilakukan. Jika sobat ada yang kurang sependapat,monggo kami tunggu pendapat sobat di kolom komentar :) Berdiskusi itu indah, kawan.